1. Pendahuluan
Framework itu bisa dibilang alat bantu yang bikin proses pengembangan aplikasi lebih cepat dan efisien. Tapi, framework bukanlah kebutuhan utama karena yang utama itu bahasa pemrogramannya sendiri (misalnya JavaScript, Python, atau Java).
Kalau ngoding tanpa framework, masalah utamanya adalah susah di-maintenance kalau project sudah besar. Gue sendiri pernah coba coding tanpa framework, dan beneran ribet! Semua harus dibuat manual. Ibaratnya kayak masak nasi goreng:
Pakai framework → Tinggal pakai bumbu instan, lebih gampang.
Tanpa framework → Harus pakai bahan-bahan rumahan satu per satu, ribet dan makan waktu.
Tapi sebelum masuk ke framework, pemula wajib paham vanilla dulu. Soalnya, meskipun framework lebih gampang, pada dasarnya kita tetap pakai konsep vanilla yang sudah disederhanakan oleh developer lain.
2. Kriteria Framework yang Cocok untuk Pemula
Framework yang cocok buat pemula itu harus:
✅ Punya dokumentasi yang jelas & mudah dipahami.
✅ Sintaks yang simpel dan nggak terlalu ribet.
✅ Komunitas yang besar, jadi kalau ada error gampang cari solusinya.
Tapi kenyataannya, banyak framework yang dokumentasinya susah dipahami. Makanya, pemilihan framework jadi penting banget.
Framework yang Simple tapi Powerful
Gue rekomendasiin Astro. Kenapa?
Mirip HTML template, jadi gampang dipelajari.
Bisa bikin static web dengan cepat karena ada Vite.
Bahkan kalau belum ngerti 100% JavaScript Vanilla, masih bisa pakai Astro.
Terus, framework yang populer belum tentu cocok buat pemula. Kebanyakan programmer milih framework level menengah yang cukup cepat tapi nggak terlalu susah buat mereka.
3. Rekomendasi Framework untuk Pemula
Gue bakal bagi framework berdasarkan kategori:
Frontend:
🔥 Astro → Simpel, cepat, dan cocok buat pemula yang mau bikin static website.
Backend:
🔥 Express.js → Bisa di-custom sesuka hati, punya banyak fitur seperti middleware yang fleksibel.
Fullstack:
🔥 React → Tapi ini agak tricky buat pemula karena butuh belajar JSX, DOM, useState, useEffect, dan lain-lain.
4. Framework yang Perlu Dihindari Pemula
Ada framework yang kelihatannya simpel, tapi ternyata ribet. Salah satunya React.
Kenapa?
Pas pertama lihat, sintaksnya keliatan gampang. Tapi pas dicoba, malah error terus.
Harus paham konsep JSX, state management, dan lifecycle hooks yang bikin pusing.
Kalau framework yang terlalu fleksibel, bisa bikin pemula bingung juga karena butuh banyak customisasi.
5. Kesimpulan
🔥 Framework terbaik untuk pemula: React (walau butuh waktu belajar lebih lama).
✅ Cara pilih framework yang pas: Cari yang sintaksnya simpel & punya komunitas besar.
💡 Sebelum belajar framework: Wajib kuasai Vanilla dulu! Karena framework tetap butuh dasar-dasar dari bahasa aslinya.
